Teknik Kimia itu apa? Teknik Kimia itu
belajar apa? Setelah lulus, sarjana teknik kimia bisa kerja dimana? Tiga
pertanyaan itu yang sering terbayang dalam pikiran, dan mungkin juga terucap
dari bibir kita sebelum mengecap pendidikan teknik kimia. Mulai dari kita SMA, TPB, bahkan yang sudah masuk salah satu
jurusan yang katanya salah satu jurusan paling bergengsi di kampus gajah ini
masih belum tahu apa itu teknik kimia. Kalau tidak tahu, mengapa memilih
jurusan yang katanya susah ini? Hanya alasan pekerjaan? Ikut-ikutan teman? Salah
memilih jurusan? Suka pelajaran kimia? Atau hanya mencari gengsi semata? Kalau masalah
tujuan memilih jurusan sebenarnya kembali ke pribadi masing-masing. Tidak
berhak dan tidak benar untuk menyalahkan tujuan orang lain. Tapi seharusnya kita
tahu apa yang akan kita lalui selama 3 tahun belajar ilmu teknik kimia. Karena
ketika kita salah memilih jurusan, yang paling dirugikan bukan diri kita
sendiri, namun orang lain yang benar-benar ingin memilih jurusan teknik kimia.
Perjalanan dimulai dari tahun pertama. Di
tingkat ini, mahasiswa masih belajar dan mendalami pelajaran SMA dan mata
kuliah pengenalan jurusan. Mahasiswa sering menyebut tingkat awal ini sebagai Tahap Paling Bahagia (TPB). Istilah ini
sebenarnya muncul dari mahasiswa yang telah melaluinya. Mahasiswa yang masih
menjalaninya biasanya tetap menganggap tahap awal ini susah, sibuk, membuat
sulit tidur, dan banyak keluhan lainnya. Namun, nyatanya mereka tetap mendapat
IP bagus. Setidaknya lebih bagus daripada IP kelak dijurusan (kalimat ini hanya
generalisasi). Entah mereka memang merasa susah atau ingin dirasa hebat karena mampu
menjalani cobaan berat (baca : kuliah) ?
Perjalanan berlanjut ke tingkat dua. Di
tingkat inilah kehidupan jurusan dimulai. Mulai muncul keluhan baru tentang
kesibukan mahasiswa jurusan dan tingkat kesulitan pelajaran di jurusan. Mata
kuliah yang diberikan sudah mulai masuk ke dasar-dasar jurusan masing-masing.
Kalau di teknik kimia sendiri pasti akan belajar dasar-dasar teknik kimia
seperti termodinamika, teknik reaksi kimia, neraca massa, dan mata kuliah dasar
lainnya. Di tingkat dua, dimana kita sudah masuk jurusan, namun masih ada juga
orang yang belum tahu banyak tentang jurusan yang ini. Masih banyak yang
menerka-nerka, bertanya-tanya, mencari dari berbagai sumber tentang teknik
kimia. Walaupun sudah tahu tentang teknik kimia pun, biasanya kita belum
benar-benar merasakan feel dari ilmu
teknik kimia itu sendiri. Hanya sekedar tahu bagaimana menyelesaikan persoalan
yang diberikan, namun belum bisa untuk menemukan sebenarnya masalah apa sih
yang bisa diselesaikan oleh seorang sarjana teknik kimia. Ada yang sudah
mendapat feel, tapi mungkin hanya
segelintir orang saja. Dan yang sering terpikir oleh kebanyakan mahasiswa di
tingkat ini, bagaimana ‘lolos’ dari mata kuliah yang ada dan mendapat indeks
memuaskan.
Setahun berlalu di tingkat dua, sekarang
berlanjut ke tingkat tiga. Di tingkat ini, muncul lagi keluhan seperti : tingkat
paling susah, paling sibuk, paling hectic,
labtek yang mematikan dan masih banyak keluhan lain. Ternyata dibalik semua
keluhan itu, tingkat tiga ini menjadi titik balik bagi sebagian besar mahasiswa
teknik kimia. Titik balik seperti apa? Yang dari yang awalnya kita mengenal
teknik kimia hanya sebatas pabrik pupuk, kilang minyak, dan pengolahan gas.
Pada tingkat ini kita bisa lebih tahu bahwa seorang sarjana teknik kimia itu
bisa melakukan banyak hal dan berkerja di berbagai tempat. Banyak sekali
industri yang bisa dimasuki oleh seorang sarjana teknik kimia seperti industri
anorganik (klorin, asam sulfat, natrium hidroksida), industri organik (fenol,
etilen, karboksilat), industri keramik, industri polimer, industri oleokimia,
pengolahan biomassa, dan masih banyak lagi. Dan utamanya, dari yang awalnya kita hanya
sekedar tahu, sekarang sudah mulai bisa merasakan apa itu teknik kimia, apa
yang dipelajari, dan mau apa setelah lulus. Mungkin masih banyak yang belum
diketahui oleh mahasiswa tingkat tiga ini. Karena penulis sendiri masih tingkat
tiga, jadi belum bisa bercerita lebih banyak lagi.
Mungkin bisa dikatakan sedikit terlambat,
karena kita baru tahu jalan seperti apa yang kita lalui saat kita sudah melalui
jalan itu dan susah untuk memilih jalan yang lain. Pengalaman paling baik
memang dari mencoba. Tapi, apakah kita tetap harus mencoba masuk suatu jurusan
dulu sebelum memilih jurusan tersebut? Mungkin bisa pindah ke jalan yang lain
jika tidak sesuai. Tapi apakah semudah itu? Apa salahnya kita mencari tahu
lebih dalam sebelum memilih? Atau setidaknya mencari tahu lebih dalam saat
masih di awal perjalanan panjang selama tiga tahun agar tidak begitu menyesal
nantinya. Salah satu cara untuk mencari tahu lebih dalam tentang teknik
kimia adalah dengan membaca buku
referensi mengenai keilmuan teknik kimia seperti Unit Operation of Chemical
Engineering, Chemical Process Control, dan Separation Process. Selain itu,
menurut beberapa orang salah satu buku yang paling menggambarkan aplikasi
teknik kimia di dunia industri adalah buku
Chemical Process Industrial (Shreves). Masih banyak lagi buku dan sumber lain
yang bisa kita baca untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kita. Dari
membaca, kita jadi ingin tahu. Dari keinginan untuk tahu kita menjadi tahu,.
Dan dari kita tahu kita bisa memberi tahu.
“Teruslah
membaca, karena kita tahu dan memberi tahu dari membaca.”
Gheady Wheland Faiz Muhammad
13013065
Mahasiswa Teknik Kimia ITB
No comments:
Post a Comment