Monday, March 14, 2016

Teknik Kimia (ITB) ?



Teknik Kimia itu apa? Teknik Kimia itu belajar apa? Setelah lulus, sarjana teknik kimia bisa kerja dimana? Tiga pertanyaan itu yang sering terbayang dalam pikiran, dan mungkin juga terucap dari bibir kita sebelum mengecap pendidikan teknik kimia. Mulai dari kita  SMA, TPB, bahkan yang sudah masuk salah satu jurusan yang katanya salah satu jurusan paling bergengsi di kampus gajah ini masih belum tahu apa itu teknik kimia. Kalau tidak tahu, mengapa memilih jurusan yang katanya susah ini? Hanya alasan pekerjaan? Ikut-ikutan teman? Salah memilih jurusan? Suka pelajaran kimia? Atau hanya mencari gengsi semata? Kalau masalah tujuan memilih jurusan sebenarnya kembali ke pribadi masing-masing. Tidak berhak dan tidak benar untuk menyalahkan tujuan orang lain. Tapi seharusnya kita tahu apa yang akan kita lalui selama 3 tahun belajar ilmu teknik kimia. Karena ketika kita salah memilih jurusan, yang paling dirugikan bukan diri kita sendiri, namun orang lain yang benar-benar ingin memilih jurusan teknik kimia.

Perjalanan dimulai dari tahun pertama. Di tingkat ini, mahasiswa masih belajar dan mendalami pelajaran SMA dan mata kuliah pengenalan jurusan. Mahasiswa sering menyebut tingkat awal ini sebagai Tahap Paling Bahagia (TPB). Istilah ini sebenarnya muncul dari mahasiswa yang telah melaluinya. Mahasiswa yang masih menjalaninya biasanya tetap menganggap tahap awal ini susah, sibuk, membuat sulit tidur, dan banyak keluhan lainnya. Namun, nyatanya mereka tetap mendapat IP bagus. Setidaknya lebih bagus daripada IP kelak dijurusan (kalimat ini hanya generalisasi). Entah mereka memang merasa susah atau ingin dirasa hebat karena mampu menjalani cobaan berat (baca : kuliah) ?

Perjalanan berlanjut ke tingkat dua. Di tingkat inilah kehidupan jurusan dimulai. Mulai muncul keluhan baru tentang kesibukan mahasiswa jurusan dan tingkat kesulitan pelajaran di jurusan. Mata kuliah yang diberikan sudah mulai masuk ke dasar-dasar jurusan masing-masing. Kalau di teknik kimia sendiri pasti akan belajar dasar-dasar teknik kimia seperti termodinamika, teknik reaksi kimia, neraca massa, dan mata kuliah dasar lainnya. Di tingkat dua, dimana kita sudah masuk jurusan, namun masih ada juga orang yang belum tahu banyak tentang jurusan yang ini. Masih banyak yang menerka-nerka, bertanya-tanya, mencari dari berbagai sumber tentang teknik kimia. Walaupun sudah tahu tentang teknik kimia pun, biasanya kita belum benar-benar merasakan feel dari ilmu teknik kimia itu sendiri. Hanya sekedar tahu bagaimana menyelesaikan persoalan yang diberikan, namun belum bisa untuk menemukan sebenarnya masalah apa sih yang bisa diselesaikan oleh seorang sarjana teknik kimia. Ada yang sudah mendapat feel, tapi mungkin hanya segelintir orang saja. Dan yang sering terpikir oleh kebanyakan mahasiswa di tingkat ini, bagaimana ‘lolos’ dari mata kuliah yang ada dan mendapat indeks memuaskan.
Setahun berlalu di tingkat dua, sekarang berlanjut ke tingkat tiga. Di tingkat ini, muncul lagi keluhan seperti : tingkat paling susah, paling sibuk, paling hectic, labtek yang mematikan dan masih banyak keluhan lain. Ternyata dibalik semua keluhan itu, tingkat tiga ini menjadi titik balik bagi sebagian besar mahasiswa teknik kimia. Titik balik seperti apa? Yang dari yang awalnya kita mengenal teknik kimia hanya sebatas pabrik pupuk, kilang minyak, dan pengolahan gas. Pada tingkat ini kita bisa lebih tahu bahwa seorang sarjana teknik kimia itu bisa melakukan banyak hal dan berkerja di berbagai tempat. Banyak sekali industri yang bisa dimasuki oleh seorang sarjana teknik kimia seperti industri anorganik (klorin, asam sulfat, natrium hidroksida), industri organik (fenol, etilen, karboksilat), industri keramik, industri polimer, industri oleokimia, pengolahan biomassa, dan masih banyak lagi.  Dan utamanya, dari yang awalnya kita hanya sekedar tahu, sekarang sudah mulai bisa merasakan apa itu teknik kimia, apa yang dipelajari, dan mau apa setelah lulus. Mungkin masih banyak yang belum diketahui oleh mahasiswa tingkat tiga ini. Karena penulis sendiri masih tingkat tiga, jadi belum bisa bercerita lebih banyak lagi.

Mungkin bisa dikatakan sedikit terlambat, karena kita baru tahu jalan seperti apa yang kita lalui saat kita sudah melalui jalan itu dan susah untuk memilih jalan yang lain. Pengalaman paling baik memang dari mencoba. Tapi, apakah kita tetap harus mencoba masuk suatu jurusan dulu sebelum memilih jurusan tersebut? Mungkin bisa pindah ke jalan yang lain jika tidak sesuai. Tapi apakah semudah itu? Apa salahnya kita mencari tahu lebih dalam sebelum memilih? Atau setidaknya mencari tahu lebih dalam saat masih di awal perjalanan panjang selama tiga tahun agar tidak begitu menyesal nantinya. Salah satu cara untuk mencari tahu lebih dalam tentang teknik kimia  adalah dengan membaca buku referensi mengenai keilmuan teknik kimia seperti Unit Operation of Chemical Engineering, Chemical Process Control, dan Separation Process. Selain itu, menurut beberapa orang salah satu buku yang paling menggambarkan aplikasi teknik kimia di dunia industri  adalah buku Chemical Process Industrial (Shreves). Masih banyak lagi buku dan sumber lain yang bisa kita baca untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kita. Dari membaca, kita jadi ingin tahu. Dari keinginan untuk tahu kita menjadi tahu,. Dan dari kita tahu kita bisa memberi tahu.

“Teruslah membaca, karena kita tahu dan memberi tahu dari membaca.”



Gheady Wheland Faiz Muhammad
13013065
Mahasiswa Teknik Kimia ITB

No comments:

Post a Comment