Tuesday, November 22, 2016

NIKEL LIMONIT: Potensi Indonesia yang Masih Terbengkalai



Nikel merupakan logam yang sering kita jumpai bahkan sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biasaya nikel digunakan bukan dalam bentuk murninya, namun dalam bentuk paduan logam (alloy). Hampir 84% nikel digunakan sebagai bentuk paduan logam, dan 68% diantaranya digunakan sebagai paduan logam stainless steel (INSG, 2016).

 Gambar 1 Batuan Limonit (http://www.memcbhubaneswar.in)

Nikel di alam dapat ditemukan dalam bentuk bijih saprolit dan limonit. Sebagian besar cadangan nikel di dunia merupakan bijih limonit yang memiliki kadar nikel rendah. Indonesia sendiri merupakan negara penghasil nikel terbesar ke-6 di dunia. Akan tetapi, Indonesia belum mampu memaksimalkan potensi yang sangat besar tersebut. Hanya nikel saprolit yang dapat diolah di dalam negeri sedangkan nikel limonit hanya ditelantarkan di area tambang menjadi tumpukan gunung limonit. Selain itu, limonit juga di ekspor ke luar negeri terutama ke negara Tiongkok dan Jepang. Hal tersebut terjadi karena di indonesia belum terdapat fasilitas pengolahan bijih nikel, terutama fasilitas pengolahan limonit. Menyadari hal itu, akhirnya pemerintah menerbitkan UU No. 9 Tahun 2009 mengenai pelarangan ekspor mineral mentah.


Gambar 2 Leaching plant (http://www.outotec.com)

Proses pengolahan limonit menjadi logam nikel dapat dilakukan dengan proses hidrometalurgi. Proses tersebut dipilih karena kadar nikel yang kecil dalam limonit sehingga sangat sulit untuk diolah menggunakan proses pirometalurgi. Terdapat dua jenis proses hidrometalurgi yang dapat dilakukan untuk memurnikan mengolah limonit, yaitu proses caron dan proses acid leaching. Proses caron merupakan kombinasi dari pirometalurgi dan hidrometalurgi dimana limonit terlebih dahulu diproses di dalam rotary kiln sebelum dilakukan proses leaching. Sedangakan proses acid leaching dapat langsung menggunakan limonit sebagai bahan bakunya tanpa melalui proses pirometalurgi terlebih dahulu. Proses acid leaching dapat dilakukan di kondisi atmosferik ataupun pada tekanan tinggi. Proses yang cukup menjanjikan dan sedang berkembang saat ini untuk mengolah limonit saat ini adalah high pressure acid leaching (HPAL). Proses HPAL dapat mengolah limonit dengan kadar Ni kurang dari 1,5% (Keyle, 2010). Selain itu, proses leaching pada HPAL juga dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan proses leaching yang lain karena dilakukan pada tekanan dan temperatur tinggi.

Namun, dibalik segala kelebihan tersebut ternyata masih banyak ditemui banyak kendala dalam pelaksanaan prosesnya. Karena menggunakan temperatur dan tekanan tinggi sehingga dalam pengoprasiannya diperlukan standar safety yang tinggi serta pengendalian yang baik. Disitulah seharusnya peran sarjana teknik kimia yang bisa dibilang lebih mengetahui mengenai aspek safety dan sistem pengendalian. Sayangnya, masih jarang sarjana teknik kimia yang berkecimpung di bidang pengolahan logam, terutama proses hidrometalurgi. Padahal sekarang ini, cadangan mineral yang ada di bumi, khususnya nikel, semakin lama semakin menurun kualitasnya. Untuk itu, proses pirometalurgi cepat atau lambat akan digantikan dengan proses hidrometalurgi yang dapat mengolah mineral dengan kadar logam yang rendah.

Melihat potensi dan tantangan tersebut, sudah saatnya bangsa ini sadar akan potensi yang dimilikinya. Sudah seharusnya kita sadar bawah potensi yang kita miliki selama ini banyak yang hanya dirasakan manfaatnya oleh segelintir orang, orang asing pula. Apakah kita masih akan diam saja melihat penjajahan bentuk baru ini? Walaupun sebenarnya bukan bentuk yang benar-benar baru, karena 400 tahun yang lalu VOC juga menerapkan cara yang hampir serupa, yaitu menguasai sumber daya indonesia dengan memaksa kita menjualnya kepada mereka. Hanya saja sekarang, penjajah datang atas nama modal. Mereka datang dengan pakaian rapi dengan jas berdasi, dan memberi iming-iming kita akan manfaat lapangan pekerjaan yang luas dan pemasukan instan bagi negara. Namun ternyata, iming-iming tersebut hanyalah sebauh impian belaka, setidaknya bagi masyarakat pinggiran tak bermodal dan bertahta.




Gheady Wheland Faiz Muhammad
13013065
Mahasiswa Teknik Kimia ITB



No comments:

Post a Comment