Nikel merupakan
logam yang sering kita jumpai bahkan sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasaya nikel digunakan bukan dalam bentuk murninya, namun dalam
bentuk paduan logam (alloy). Hampir 84% nikel digunakan sebagai bentuk paduan
logam, dan 68% diantaranya digunakan sebagai paduan logam stainless steel (INSG, 2016).
Gambar 1 Batuan Limonit (http://www.memcbhubaneswar.in)
Nikel di alam
dapat ditemukan dalam bentuk bijih saprolit dan limonit. Sebagian besar
cadangan nikel di dunia merupakan bijih limonit yang memiliki kadar nikel
rendah. Indonesia sendiri merupakan negara penghasil nikel terbesar ke-6 di
dunia. Akan tetapi, Indonesia belum mampu memaksimalkan potensi yang sangat
besar tersebut. Hanya nikel saprolit yang dapat diolah di dalam negeri
sedangkan nikel limonit hanya ditelantarkan di area tambang menjadi tumpukan
gunung limonit. Selain itu, limonit juga di ekspor ke luar negeri terutama ke
negara Tiongkok dan Jepang. Hal tersebut terjadi karena di indonesia belum
terdapat fasilitas pengolahan bijih nikel, terutama fasilitas pengolahan
limonit. Menyadari hal itu, akhirnya pemerintah menerbitkan UU No. 9 Tahun 2009
mengenai pelarangan ekspor mineral mentah.
Gambar 2 Leaching plant (http://www.outotec.com)
Proses
pengolahan limonit menjadi logam nikel dapat dilakukan dengan proses
hidrometalurgi. Proses tersebut dipilih karena kadar nikel yang kecil dalam
limonit sehingga sangat sulit untuk diolah menggunakan proses pirometalurgi. Terdapat
dua jenis proses hidrometalurgi yang dapat dilakukan untuk memurnikan mengolah
limonit, yaitu proses caron dan proses acid leaching. Proses caron merupakan
kombinasi dari pirometalurgi dan hidrometalurgi dimana limonit terlebih dahulu
diproses di dalam rotary kiln sebelum dilakukan proses leaching. Sedangakan
proses acid leaching dapat langsung menggunakan limonit sebagai bahan bakunya
tanpa melalui proses pirometalurgi terlebih dahulu. Proses acid leaching dapat
dilakukan di kondisi atmosferik ataupun pada tekanan tinggi. Proses yang cukup
menjanjikan dan sedang berkembang saat ini untuk mengolah limonit saat ini
adalah high pressure acid leaching (HPAL). Proses HPAL dapat mengolah limonit dengan
kadar Ni kurang dari 1,5% (Keyle, 2010). Selain itu, proses leaching pada HPAL
juga dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan proses leaching yang lain
karena dilakukan pada tekanan dan temperatur tinggi.
Namun, dibalik
segala kelebihan tersebut ternyata masih banyak ditemui banyak kendala dalam
pelaksanaan prosesnya. Karena menggunakan temperatur dan tekanan tinggi
sehingga dalam pengoprasiannya diperlukan standar safety yang tinggi serta
pengendalian yang baik. Disitulah seharusnya peran sarjana teknik kimia yang
bisa dibilang lebih mengetahui mengenai aspek safety dan sistem pengendalian.
Sayangnya, masih jarang sarjana teknik kimia yang berkecimpung di bidang
pengolahan logam, terutama proses hidrometalurgi. Padahal sekarang ini,
cadangan mineral yang ada di bumi, khususnya nikel, semakin lama semakin
menurun kualitasnya. Untuk itu, proses pirometalurgi cepat atau lambat akan
digantikan dengan proses hidrometalurgi yang dapat mengolah mineral dengan
kadar logam yang rendah.
Melihat potensi
dan tantangan tersebut, sudah saatnya bangsa ini sadar akan potensi yang
dimilikinya. Sudah seharusnya kita sadar bawah potensi yang kita miliki selama
ini banyak yang hanya dirasakan manfaatnya oleh segelintir orang, orang asing
pula. Apakah kita masih akan diam saja melihat penjajahan bentuk baru ini?
Walaupun sebenarnya bukan bentuk yang benar-benar baru, karena 400 tahun yang
lalu VOC juga menerapkan cara yang hampir serupa, yaitu menguasai sumber daya
indonesia dengan memaksa kita menjualnya kepada mereka. Hanya saja sekarang,
penjajah datang atas nama modal. Mereka datang dengan pakaian rapi dengan jas
berdasi, dan memberi iming-iming kita akan manfaat lapangan pekerjaan yang luas
dan pemasukan instan bagi negara. Namun ternyata, iming-iming tersebut hanyalah
sebauh impian belaka, setidaknya bagi masyarakat pinggiran tak bermodal dan
bertahta.
Gheady Wheland Faiz
Muhammad
13013065
Mahasiswa Teknik Kimia
ITB
No comments:
Post a Comment